twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Tuesday, February 23, 2010

pesawat ditutup, mesin pesawat dihidupkan, ganjal roda pesawat sudah dilepas (block-off), push back car sudah dilepas dan pesawat mulai taxi. Fase ini dikenal dengan istilah departure handling.
Terdapat 2 (dua) sisi kegiatan ground handling : yang pertama adalah kegiatan yang berhubungan langsung dengan para penumpang atau calon penumpang (front liner atau pelayanan di garis depan) di bagian check-in counter, ruang tunggu, boarding, di area pengambilan bagasi penumpang (bagian lost and found), dan dengan pengirim barang dan pengirim barang (shipper) di bagian acceptance cargo. Sisi yang kedua adalah dalam kegiatannya tidak berhubungan langsung dengan para penumpang dan pengirim barang (backside liner atau pelayanan garis belakang) yang dikenal dengan sebutan bagian operasional, seperti katering, pembuatan flight plan, loadsheet, loading instruction, loading/unloading, ramp handling, marshalling, pengisian bahan bakar, pembersihan pesawat, dan lain-lain.
Ruang lingkup dalam proses penanganan ground handling ini meliputi passanger handling, baggage handling, cargo and mail handling, dan ramp handling. Ruang lingkup tersebut pada intinya harus mengacu kepada aturan yang ditetapkan oleh IATA Airport Handling Manual, 810 Annex A yang menetapkan 8 (delapan) section pelayanan.
Perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang pelayanan ini, pastinya mempunyai tujuan dan target yang ingin dicapai seperti flight safety, On-Time Performance (OTP), customer satisfaction, dan reliability. Target flight safety dan OTP akan sangat dirasakan oleh pihak eksternal (penumpang) dan pihak internal (perusahaan penerbangan), begitu pula dengan customer satisfaction dan reliability yang harus dicapai.
3. Standard Ground Handling Agreement (SGHA)
Standard Ground Handling Agreement (SGHA) merupakan perjanjian kerjasama antara perusahaan ground handling dengan operator perusahaan penerbangan. Pelaksanaan aktivitas ground handling dapat ditangani sepenuhnya oleh perusahaan penerbangan itu sendiri, atau dapat pula diserahkan sepenuhnya oleh perusahaan ground handling. Perusahaan penerbangan bisa meminta penanganan penuh atau hanya sebagian saja yang ditawarkan dari SGHA, sedangkan penanganan yang lain dikerjakan sendiri oleh karyawan perusahaan penerbangan itu sendiri.
H. Diagram Sebab Akibat
1. Menurut Vincent Gaspersz
Menurut Vincent Gaspersz (1998 : 79), “Sebab-Akibat adalah suatu diagram yang menunjukan hubungan antara sebab akibat.” Diagram Sebab-Akibat ini sering juga disebut sebagai diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram) karena bentuknya seperti kerangka ikan, atau Diagram Ishikawa (Ishikawa’s Diagram) karena pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Kaoru Ishikawa dari universitas Tokyo pada tahun 1953.
Berkaitan dengan manajemen produktivitas total, diagram sebab-akibat dipergunakan untuk menunjukan faktor penyebab (sebab) penurunan produktivitas dan karekteristik produktivitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu. Pada dasarnya diagram sebab-akibat dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan berikut:
a. membantu mengidentifikasikan akar penyebab dari suatu masalah produktivitas.
b. membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah produktivitas.
c. membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut berkaitan dengan masalah produktivitas ini.
Diagram sebab-akibat adalah suatu pendekatan terstruktur yang memungkinkan dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan penyebab-penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada. Diagram ini dapat digunakan dalam situasi dimana :
a. terdapat pertemuan diskusi menggunakan brainstorming untuk mengidentifikasi mengapa suatu masalah terjadi.
b. diperlukan analisis lebih terperinci terhadap suatu masalah, dan
c. terdapat kesulitan untuk memisahkan penyebab dari akibat.
Pengguna diagram sebab-akibat dapat mengikuti langkah-langkah berikut :
a. Dapatkan kesepakatan tentang masalah produktivitas yang terjadi dan ungkapan masalah produktivitas itu sebagai suatu pertanyaan masalah (problem question).
b. Bangkitkan sekumpulan penyebab yang mungkin menggunakan teknik brainstorming atau membentuk anggota tim kerja sama yang memiliki ide-ide berkaitan dengan masalah produktivitas yang sedang dihadapi.
c. Gambarkan diagram sebab-akibat dengan :
1) Karakteristik (akibat) melalui pertanyaan masalah ditempatkan pada sisi kanan (membentuk kepala ikan).
Tipe yang menunjukan karakteristik (akibat) suatu masalah :
a) Kualitas (keterlambatan penerbangan, kesalahan, keluhan, perbaikan),
b) Biaya (jumlah kerugian, pemborosan biaya),
c) penerbangan (keterlambatan),
d) metoda kerja (jumlah keterlambatan penerbangan, kekeliruan kerja),
e) dan lain-lain.
2) Kategori utama seperti : material, metode, manusia, mesin, pengukuran, lingkungan dan lain-lain, ditempatkan pada cabang utama (membentuk tulang-tulang besar dari ikan).
Kategori utama ini dapat diubah sesuai kebutuhan, misalnya dapat diringkas melalui :
a) Metode; Mesin; Material; Manusia = 4 M
b) Place; Procedure; People; Policy = 4 P
c) Surrounding; Supplier; System; Skills = 4 S
d) Metode; Mesin; Material; Manusia; Lingkungan = 4 M + 1 L
Pada kategori utama ini ditetapkan setiap faktor (penyebab) dengan menempatkannya sesuai pada masing-masing cabang Kategori Utama. Tipe yang menunjukan faktor penyebab suatu masalah membentuk tulang-tulang sedang dari ikan :
(1) Operator (giliran kerja, kelompok kerja, umur karyawan, pengalaman, keterampilan)
(2) Mesin (perlengkapan, Peralatan, Organisasi, Instrumen, mesin-mesin)
(3) Metoda kerja (kondisi kerja, order kerja)
Gambar II.1
Diagram Fish Bone













d. Untuk menemukan akar penyebab setiap faktor penyebab (sebab) dapat digunakan teknik “Bertanya Mengapa Beberapa Kali” (Five whys keyes). Kemudian daftarlah akar-akar penyebab itu pada cabang-cabang yang sesuai dengan kategori utama (membentuk tulang-tulang kecil dari ikan).
e. Interpretasikan diagram sebab-akibat itu dengan cara melihat penyebab-penyebab yang muncul secara berulang, kemudian dapatkan kesepakatan melalui konsesus tentang penyebab itu,dan fokuskan perhatian terhadap penyebab yang dipilih melalui konsesus tersebut.
f. Terapkan hasil analisis menggunakan diagran sebab-akibat itu dengan cara mengembangkan dan mengiplementasikan tindakan korektif, serta memonitor hasil-hasil produktivitas untuk menjamin bahwa tindakan korektif yang dilakukan itu efektif karena telah menghilangkan akar penyebab dari masalah produktivitas yang dihadapi.
g. Penjelasan Five Whys Keyes (Gasperzs, 1998:72)
1) Tujuan digunakannya Bertanya Mengapa Beberapa kali (konsep Five Whys keyes), untuk menemukan akar penyebab dari suatu masalah yang berkaitan dengan produktivitas perusahaan.
2) Prof. Kaoru Ishikawa pakar kualitas dari Jepang menyatakan bahwa tanda pertama dari masalah adalah Gejala (symptoms), bukan penyebab (causes). Oleh karena itu perlu dipahami apa yang disebut Gejala, Penyebab, dan Akar Penyebab (Root Causes), lihat tabel 2.1
Tabel II.1
Perbedaan antara Gejala, Penyebab, dan Akar Penyebab

Tingkat Observasi Tindakan Hasil (Outcome)
Gejala Mobil tidak
hidup (mogok) Memanggil kendaraan Derek. Mengeluarkan biaya sebesar Rp.200.000
Penyebab Aki tidak berfungsi Mengganti aki mobil Tiba terlambat di tujuan
Akar Penyebab
Perawatan preventif tidak dilakukan secara tepat Implentasi perawatan mobil sesuai saran pabrik Mobil tidak pernah mogok (masalah hilang)
Sumber : Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, 1998.
3) Bertanya Mengapa/Why beberapa kali akan mengarahkan kita pada Akar Penyebab Masalah, sehingga tindakan yang sesuai pada akar penyebab masalah yang ditemukan itu akan menghilangkan masalah. Contoh penggunaan alat Bertanya Beberapa Kali (Five Whys Keyes) lihat halaman berikut.
Tabel II.2.
Bertanya Mengapa Beberapa Kali untuk Menemukan Akar Penyebab Masalah (Observasi : penjualan menurun)

No. Bertanya Mengapa / Why Jawaban

1 Mengapa penjualan menurun sebesar 12% dalam kuartal pertama? Sebab kita menjual lebih sedikit produk, sementara harga tetap.
2 Mengapa kita menjual lebih menjual sedikit produk? Sebab biaya untuk iklan berkurang sebesar 25%.
3 Mengapa biaya untuk iklan berkurang sebesar 25%? Sebab proposal anggaran yang diminta tidak diterima tepat waktu.
4 Mengapa proposal anggaran yang diminta tidak diterima tepat waktu? Sebab manajer periklanan tidak ada.
5 Mengapa manajer periklanan tidak ada? Sebab posisi tersebut tidak ditempati sejak departemen periklanan dibuka sejak dua bulan lalu.
Sumber : Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, 1998.

4) Kesimpulan :
Diketahui akar penyebab masalah adalah penurunan penjualan dikaitkan dengan produktivitas pemasaran adalah posisi manajer periklanan belum ditempati.
5) Solusi pemecahan : menempatkan atau mengangkat Manajer Periklanan pada posisi yang tidak terisi tersebut.
2. Menurut M. Syamsul Ma’arif. Hendri Tanjung (2003 : 145)
Diagram ini digunakan untuk menetukan sumber-sumber persoalan dan solusinya, nama lain dari diagram sebab-akibat ini adalah diagram tulang ikan atau Fish Bone Diagram. Orang juga banyak menyebutkannya dengan Ishikawa Diagram untuk mengenang Ishikawa sebagai orang yang mengenalkannya pertama kali.
Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh adalah :
a. mengidentifikasikan masalah yang harus dibetulkan.
b. menggambar penyebab utama persoalan sebagai tulang-tulang (bones).
c. menanyakan apa kira-kira yang menyebabkan persoalan dalam area tersebut.
Gambar II.2
Diagram Sebab – Akibat








Sumber : Heizer Dan Render, 1999

No comments:

Post a Comment